Sukses

Anggaran Kemiskinan Rp500 T Tak Tepat Sasaran, Menteri Risma: Kemensos Gunakan dengan Efisien

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, menanggapi soal penggunaan dana anggaran kemiskinan yang disebut MenPAN-RB Abdullah Azwar Anas Tidak tepat sasaran.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, menanggapi soal penggunaan dana anggaran kemiskinan yang disebut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas Tidak tepat sasaran.

Menurut Risma, dana anggaran di Kementerian Sosial digunakan efisien sesuai alokasi, mulai dari subsidi rumah tangga hingga bantuan sosial.

“Anggaran di Kemensos itu seluruhnya Rp 78 triliun itu untuk bansos itu jadi langsung diserahkan untuk perlindungan sosial, Rp 4 triliun untuk bencana, bantuan anak terlantar, lansia, disabilitas, bantuan di kawasan yang terpencil itu kami tangani,” kata Risma saat kunjungan kerja di Sumenep, seperti dikutip Senin (30/1/2023).

Risma mengaku, sejak eranya menjadi walikota di Surabaya hingga saat ini menjadi menteri, anggaran yang dialokasikan selalu digunakan seefisien mungkin. Dia menegaskan, penggunaan yang efisien dan tepat sasaran selalu menjadi prioritas utama.

“saya semenjak menjadi Wali Kota maupun sampai sekarang bahkan saya diundang ke daerah kalau itu ada di hotel atau apa, saya ngomong enggak usah datang kita minta vidcon aja karena kami sangat efisien,” jelas Risma.

Oleh karena itu, menanggapi pernyataan Menpan RB Azwar Anas, Risma mengaku tidak mengetahui dana milik kementerian/lembaga mana yang tidak tepat sasaran.

“Saya tidak tahu yang dimaksud uang mana, yang saya tahu itu dari Bu Sri Mulyani itu uang perlindungan sosial yang diberikan pemerintah untuk membantu meringankan beban masyarakat diantaranya ada uang subsidi bbm, listrik, gas,” Risma menutup.

2 dari 2 halaman

Anggaran Habis Untuk Rapat

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah telah mengalokasikan dana yang sangat besar untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Namun ternyata penggunaan sebagian dana tersebut tak tepat sasaran. Bahkan kadang hanya dihabiskan untuk urusan rapat saja.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas bahkan tampak kesal mengetahui hal ini. Ia menyebutkan bahwa anggaran penanganan kemiskinan mencapai Rp 500 triliun tetapi jumlah orang miskin hanya berkurang sedikit.

Rendahnya efektivitas pengentasan program kemiskinan tersebut lantaran kementerian/lembaga (K/L) terkait sibuk melakukan studi banding. Selain itu, K/L terkait juga dinilai terlalu banyak melakukan rapat program kemiskinan di hotel ketimbang melakukan aksi nyata mengentaskan kemiskinan.

"Hampir Rp 500 triliun anggaran kita untuk kemiskinan yang tersebar di kementerian dan lembaga banyak terserap di studi banding kemiskinan, banyak rapat-rapat tentang kemiskinan. Ini saya ulangi lagi menirukan bapak presiden (Jokowi) sehingga dampaknya kurang," katanya Sosialisasi PermenPAN RB No. 1/2023 tentang Jabatan Fungsional dalam acara Sosialisasi PermenPAN RB No. 1/2023 tentang Jabatan Fungsional di Jakarta, Jumat (27/1/2023).

Oleh karena itu, Kemenpan RB mendorong kementerian dan lembaga terkait melakukan reformasi besar-besaran untuk meningkatkan efektivitas program pengentasan kemiskinan. Antara lain dengan memanfaatkan teknologi digital dalam kegiatan sosialisasi program kemiskinan untuk menghemat anggaran.

"Kalau tidak ke depan ini akan berulang terus, programnya kemiskinan tapi banyak terserap di studi banding kemiskinan," ucap Menteri Anas.